Della (diperankan oleh Kim Basinger) adalah seorang ibu rumah tangga yang merana. Suaminya, Kenneth (diperankan oleh Craig Sheffer), jahat dan selalu pulang dalam keadaan marah-marah. Mereka punya sepasang anak kembar yang baik dan memahami tekanan yang dialami ibunya. Della juga selalu bertindak sebagai ibu yang baik untuk anak-anaknya. Tapi semua yang dikerjakannya selalu dipandang salah oleh suaminya. Ia adalah istri yang disia-siakan. Padahal sebenarnya dia wanita yang cukup pintar, hanya saja dia terkurung dalam pekerjaan rumah tangga yang tidak pernah berakhir. Mereka hidup mewah, tapi Della tidak pernah bahagia.
Pada suatu malam Natal, suaminya pulang dalam keadaan mabuk dan marah-marah karena permasalahan di kantor yang tidak diketahui Della. Dia bahkan sudah hampir memukul istrinya itu. Della yang ketakutan hanya bisa menangis dan memutuskan untuk keluar rumah dengan alasan ingin membeli kertas kado. Sebelumnya ia mengantarkan anak-anaknya tidur terlebih dahulu. Mereka sudah terlebih dahulu melihat bagaimana ayah mereka membentak-bentak ibunya. Sehingga mereka memberikan coretan gambar yang mereka buat dengan tulisan ”Aku sayang ibu”
Mal ternyata sangat penuh pada malam Natal itu. Della kesulitan mencari tempat parkir. Dia sudah mulai kesal karena mal sudah akan tutup dalam beberapa saat lagi. Saat itu dia melihat sebuah mobil yang parkir sembarangan hingga menggunakan dua lot parkir sekaligus. Seharusnya satu mobil lagi masih muat untuk parkir di sampingnya. Kemarahan Della yang sudah dibawa dari rumah semakin meningkat. Dia nekat menuliskan selembar kertas yang memaki pemilik mobil yang tidak bertanggung jawab itu dan menyelipkannya di wiper mobil seperti tiket parkir.
Dalam perjalanan ke tempat parkir habis belanja, Della melihat kalau kertas itu sudah tidak terselip lagi, tapi mobil tersebut masih tetap terparkir. Parkiran sudah sepi, karena orang-orang sudah pulang dan mal sudah tutup. Ternyata, pemilik mobil itu adalah segerombolan pemuda berandalan yang merasa kesal karena Della menuliskan kalimat-kalimat mengejek di selembar kertas itu. Mereka berniat berbuat jahat padanya. Ketika seorang polisi berusaha melerai, salah seorang dari pemuda itu berhasil menembaknya hingga tewas. Della yang ketakutan segera melarikan mobilnya.
Pemuda berandalan itu memburunya. Mereka berniat membunuh Della karena dia adalah satu-satunya saksi yang melihat mereka membunuh polisi. Mobil Della menabrak pagar pembatas dan masuk ke lokasi pembuangan mobil yang terbengkalai. Saat itulah perjuangannya untuk mempertahankan hidupnya dimulai. Dia mempersenjatai dirinya dengan kotak peralatan mobil yang diambilnya dari bagasi. Dia tidak punya pistol, sementara pemuda berandalan itu punya. Dia hanya punya peralatan besi itu untuk membela diri.
Ketika mereka memburunya, tanpa sengaja, salah seorang dari keempat pemuda yang bernama Huey (diperankan oleh Jamie Starr) itu jatuh ke sebuah lubang dan tewas seketika. Kejadian itu benar-benar tidak disengaja. Tapi ketiga orang temannya yang tersisa menganggap Della yang bertanggung jawab atas kematian temannya. Mereka akan tetap memburunya dan membunuhnya. Kali ini, Della tidak cukup hanya berusaha untuk membela diri, tapi juga harus menjatuhkan musuh-musuhnya satu persatu.
Ketiga orang pemuda berandalan itu menganggap remeh Della karena dia hanya seorang perempuan yang ketakutan. Jadi, mereka semakin gencar memburunya. Tapi, mereka salah. Rasa takut yang dimiliki Della lebih besar daripada ketakutan para berandalan itu. Kalau berandalan itu takut Della akan melaporkan perbuatan mereka ke polisi, Della takut mereka akan menghabisi nyawanya. Jadi, secara otomatis Della menjadi lebih nekat dan lebih berani.
Satu-persatu mereka tewas di tangannya. Seorang dari berandalan itu bernama Tomas (diperankan oleh Luis Chavez) memergoki Della ketika sedang berlari diantara pepohonan. Tomas berhasil mengejar Della dan meninggalkan kawannya Vinh (diperankan oleh Leonard Wu) dan Chucky (diperankan oleh Lukas Haas) di belakang. Della bersembunyi di balik semak dan mengeluarkan dongkrak dari kotak peralatan yang selalu dibawanya. Lalu ketika Tomas mendapati tempat persembunyiannya, dengan sekuat tenaga Della memukulnya dengan dongkrak itu. Berkali-kali sampai akhirnya dongkrak itu menancap hingga menembus tempurung kepalanya.
Vinh dan Chucky yang menemukan mayat Tomas bereaksi berbeda. Vinh cenderung mulai gentar, karena melihat segala hal yang bisa dilakukan Della untuk mempertahankan diri. Sementara Chucky lebih merasa semakin marah dan makin penasaran untuk memburu Della. Ternyata, keragu-raguan Vinh juga yang menyebabkan kekalahannya dari Della. Della berhasil menusuk telinganya hingga tembus ke mulut, dengan sebuah obeng panjang. Vinh tewas dan terguling ke tepi sungai.
Chucky yang melihat kenyataan ini akhirnya menyadari, kalau upaya kekerasan tidak berhasil menundukkan Della. Ia lalu mencoba pendekatan psikologis. Ucapan-ucapannya membuat Della menyadari kondisi hidup dan pernikahannya. Perkataan Chucky mengingatkan dia bahwa dia sebenarnya masih berharga, bahwa suaminya telah menyia-nyiakan hidupnya. Dalam kebingungan Della membiarkan Chucky menemukannya. Dalam beberapa saat, Della seakan menganggap bahwa Chucky memahami penderitaannya. Sehingga, ketika Chucky menawarkan diri untuk bekerja sama dengannya menyingkirkan suaminya, Della sempat terpikir untuk setuju.
Tapi Della menyadari kalau semua perkataannya itu adalah pancingan belaka. Karena begitu mereka berdekatan, Chucky mengeluarkan pistol dari saku jaketnya, berniat menembak Della. Tapi Della berhasil mengalihkan perhatiannya dan ketika ia lengah Della mengeluarkan lampu suar dari sakunya dengan mengarahkannya ke wajah Chucky. Ia menjerit dan buta sesaat, ketika itulah Della merebut pistol dari tangannya dan menembak dada Chucky.
Ada yang berubah dari diri Della ketika dia dalam perjalanan pulang. Langkahnya lebih tegap dan penuh percaya diri. Dia masuk ke rumah dengan santai dan tidak memperdulikan omelan suaminya karena dia masuk ke rumah tanpa membuka sepatu botnya yang berlumur lumpur. Della langsung masuk ke kamar anak-anaknya dan melihat mereka sudah tertidur. Ia mencium mereka lalu turun kembali.
Di bawah, suaminya tidak berhenti mengomelinya sambil tetap minum minuman keras. Dia mengomel karena Della hanya membeli kertas kado dan tidak membelikan sesuatu untuknya. Della sudah tidak tahan lagi. Dengan tenang dia meraih pistol dan menembak kepala suaminya yang menyebalkan itu.
Pada suatu malam Natal, suaminya pulang dalam keadaan mabuk dan marah-marah karena permasalahan di kantor yang tidak diketahui Della. Dia bahkan sudah hampir memukul istrinya itu. Della yang ketakutan hanya bisa menangis dan memutuskan untuk keluar rumah dengan alasan ingin membeli kertas kado. Sebelumnya ia mengantarkan anak-anaknya tidur terlebih dahulu. Mereka sudah terlebih dahulu melihat bagaimana ayah mereka membentak-bentak ibunya. Sehingga mereka memberikan coretan gambar yang mereka buat dengan tulisan ”Aku sayang ibu”
Mal ternyata sangat penuh pada malam Natal itu. Della kesulitan mencari tempat parkir. Dia sudah mulai kesal karena mal sudah akan tutup dalam beberapa saat lagi. Saat itu dia melihat sebuah mobil yang parkir sembarangan hingga menggunakan dua lot parkir sekaligus. Seharusnya satu mobil lagi masih muat untuk parkir di sampingnya. Kemarahan Della yang sudah dibawa dari rumah semakin meningkat. Dia nekat menuliskan selembar kertas yang memaki pemilik mobil yang tidak bertanggung jawab itu dan menyelipkannya di wiper mobil seperti tiket parkir.
Dalam perjalanan ke tempat parkir habis belanja, Della melihat kalau kertas itu sudah tidak terselip lagi, tapi mobil tersebut masih tetap terparkir. Parkiran sudah sepi, karena orang-orang sudah pulang dan mal sudah tutup. Ternyata, pemilik mobil itu adalah segerombolan pemuda berandalan yang merasa kesal karena Della menuliskan kalimat-kalimat mengejek di selembar kertas itu. Mereka berniat berbuat jahat padanya. Ketika seorang polisi berusaha melerai, salah seorang dari pemuda itu berhasil menembaknya hingga tewas. Della yang ketakutan segera melarikan mobilnya.
Pemuda berandalan itu memburunya. Mereka berniat membunuh Della karena dia adalah satu-satunya saksi yang melihat mereka membunuh polisi. Mobil Della menabrak pagar pembatas dan masuk ke lokasi pembuangan mobil yang terbengkalai. Saat itulah perjuangannya untuk mempertahankan hidupnya dimulai. Dia mempersenjatai dirinya dengan kotak peralatan mobil yang diambilnya dari bagasi. Dia tidak punya pistol, sementara pemuda berandalan itu punya. Dia hanya punya peralatan besi itu untuk membela diri.
Ketika mereka memburunya, tanpa sengaja, salah seorang dari keempat pemuda yang bernama Huey (diperankan oleh Jamie Starr) itu jatuh ke sebuah lubang dan tewas seketika. Kejadian itu benar-benar tidak disengaja. Tapi ketiga orang temannya yang tersisa menganggap Della yang bertanggung jawab atas kematian temannya. Mereka akan tetap memburunya dan membunuhnya. Kali ini, Della tidak cukup hanya berusaha untuk membela diri, tapi juga harus menjatuhkan musuh-musuhnya satu persatu.
Ketiga orang pemuda berandalan itu menganggap remeh Della karena dia hanya seorang perempuan yang ketakutan. Jadi, mereka semakin gencar memburunya. Tapi, mereka salah. Rasa takut yang dimiliki Della lebih besar daripada ketakutan para berandalan itu. Kalau berandalan itu takut Della akan melaporkan perbuatan mereka ke polisi, Della takut mereka akan menghabisi nyawanya. Jadi, secara otomatis Della menjadi lebih nekat dan lebih berani.
Satu-persatu mereka tewas di tangannya. Seorang dari berandalan itu bernama Tomas (diperankan oleh Luis Chavez) memergoki Della ketika sedang berlari diantara pepohonan. Tomas berhasil mengejar Della dan meninggalkan kawannya Vinh (diperankan oleh Leonard Wu) dan Chucky (diperankan oleh Lukas Haas) di belakang. Della bersembunyi di balik semak dan mengeluarkan dongkrak dari kotak peralatan yang selalu dibawanya. Lalu ketika Tomas mendapati tempat persembunyiannya, dengan sekuat tenaga Della memukulnya dengan dongkrak itu. Berkali-kali sampai akhirnya dongkrak itu menancap hingga menembus tempurung kepalanya.
Vinh dan Chucky yang menemukan mayat Tomas bereaksi berbeda. Vinh cenderung mulai gentar, karena melihat segala hal yang bisa dilakukan Della untuk mempertahankan diri. Sementara Chucky lebih merasa semakin marah dan makin penasaran untuk memburu Della. Ternyata, keragu-raguan Vinh juga yang menyebabkan kekalahannya dari Della. Della berhasil menusuk telinganya hingga tembus ke mulut, dengan sebuah obeng panjang. Vinh tewas dan terguling ke tepi sungai.
Chucky yang melihat kenyataan ini akhirnya menyadari, kalau upaya kekerasan tidak berhasil menundukkan Della. Ia lalu mencoba pendekatan psikologis. Ucapan-ucapannya membuat Della menyadari kondisi hidup dan pernikahannya. Perkataan Chucky mengingatkan dia bahwa dia sebenarnya masih berharga, bahwa suaminya telah menyia-nyiakan hidupnya. Dalam kebingungan Della membiarkan Chucky menemukannya. Dalam beberapa saat, Della seakan menganggap bahwa Chucky memahami penderitaannya. Sehingga, ketika Chucky menawarkan diri untuk bekerja sama dengannya menyingkirkan suaminya, Della sempat terpikir untuk setuju.
Tapi Della menyadari kalau semua perkataannya itu adalah pancingan belaka. Karena begitu mereka berdekatan, Chucky mengeluarkan pistol dari saku jaketnya, berniat menembak Della. Tapi Della berhasil mengalihkan perhatiannya dan ketika ia lengah Della mengeluarkan lampu suar dari sakunya dengan mengarahkannya ke wajah Chucky. Ia menjerit dan buta sesaat, ketika itulah Della merebut pistol dari tangannya dan menembak dada Chucky.
Ada yang berubah dari diri Della ketika dia dalam perjalanan pulang. Langkahnya lebih tegap dan penuh percaya diri. Dia masuk ke rumah dengan santai dan tidak memperdulikan omelan suaminya karena dia masuk ke rumah tanpa membuka sepatu botnya yang berlumur lumpur. Della langsung masuk ke kamar anak-anaknya dan melihat mereka sudah tertidur. Ia mencium mereka lalu turun kembali.
Di bawah, suaminya tidak berhenti mengomelinya sambil tetap minum minuman keras. Dia mengomel karena Della hanya membeli kertas kado dan tidak membelikan sesuatu untuknya. Della sudah tidak tahan lagi. Dengan tenang dia meraih pistol dan menembak kepala suaminya yang menyebalkan itu.