The Haunting In Connecticut

Film horror lagi, seperti biasanya. Hahaha.. Maklum, sekarang lagi musimnya Halloween di Barat sono, jadinya kecintaanku pada horror semakin terpenuhi.
Film ini diangkat dari kisah nyata di Connecticut dan tercatat di Wikipedia.
Kisahnya tentang sebuah keluarga yang tidak terlalu kaya yang harus menyewa sebuah rumah tua agar bisa lebih dekat ke Rumah Sakit. Sara Campbell (diperankan oleh Virginia Madsen) adalah seorang ibu yang sudah hampir frustrasi merawat anaknya Matt (diperankan oleh Kyle Gallner) yang terkena kanker stadium akhir. Matt sedang menjalani pengobatan kemoterapi di sebuah rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Matt yang sakit sering kali menderita di mobil baik menuju ataupun kembali dari rumah sakit. Sara sangat tidak tega dan meminta kepada suaminya, Peter (diperankan oleh Martin Donovan) agar mencari rumah baru yang lebih dekat dengan rumah sakit tempat Matt dirawat. Tapi keuangan mereka sangat tipis karena biaya berobat Matt yang sangat besar, hingga Peter menolak.



Pada suatu perjalanan sepulang dari rumah sakit, keadaan Matt memburuk di dalam mobil hingga Sara memutuskan untuk menunda kepulangannya ke rumah dan mencari tempat bermalam. Secara kebetulan dia menemukan sebuah rumah tua yang disewakan. Dia langsung memutuskan untuk menyewa rumah itu dan membayar biaya sewanya malam itu juga dan mereka tidur disana. Sebenarnya, pada malam itu, Matt sudah melihat bayangan-bayangan aneh di sekitarnya, yang ketika didekati malah menghilang. Tapi dia menganggap itu hanya hayalannya saja. Karena memang dokter mengatakan, kalau salah satu efek samping dari pengobatannya adalah mengalami halusinasi. Matt memutuskan untuk merahasiakan penglihatannya itu, bahkan ketika dia melihat air dalam ember yang digunakan ibunya untuk mengepel adalah darah.



Peter marah ketika mengetahui kalau Sara menyewa rumah tanpa berdiskusi dengannya. Sara membela diri dengan mengatakan kalau biaya sewa rumah itu sangat murah, mereka masih mampu membayarnya. Memang sewanya sangat murah dan rumah itu luar biasa besar. Akhirnya mereka sekeluarga memutuskan untuk pindah ke tempat itu, termasuk Peter dan adiknya Billy (diperankan oleh Ty Wood) dan dua sepupunya Mary (diperankan oleh Sophi Knight) dan Wendi (diperankan oleh Amanda Crew). Matt mendapat kamar paling luas di basement, sementara yang lainnya di lantai satu.



Penglihatan Matt tentang arwah yang bergentayangan itu semakin jelas, tapi tampaknya tak satupun di rumah itu yang merasakannya. Matt semakin tertekan dan sakitnya semakin parah. Pada suatu kunjungan rutin ke rumah sakit, tanpa sengaja Matt bertemu dengan seorang pendeta bernama Popescu (diperankan oleh Elias Koteas) yang ternyata juga menderita kanker. Dari perbincangan mereka, Matt mengetahui kalay Popescu juga bisa melihat keberadaan hantu atau arwah. Menurutnya, itu karena kondisi tubuh mereka yang sakit, itu membuat mereka lebih mudah terpengaruh energi negative. Matt menceritakan tentang pengalamannya dan Popescu menganjurkan agar Matt berhenti menghindar. Satu-satunya cara agar hantu itu berhenti menganggunya adalah dengan mengetahui apa yang diinginkannya. Matt harus berani bertanya, agar hantu itu bisa membereskan urusannya yang belum selesai.



Meskipun sudah memberanikan diri, tapi Matt tetap tidak mengerti apa yang diinginkan hantu itu. Sementara penglihatannya sudah semakin parah dan berubah menjadi semacam kerasukan. Dia seperti melihat bayangan anak lelaki seusianya dan seorang lelaki tua berjanggut yang sedang menulisi sesuatu di tubuh seseorang yang terlihat sudah mati. Lelaki tua itu juga memotong kelopak mata jasad itu hingga bola matanya terlihat. Tapi penglihatan itu tidak pernah sempurna, Matt selalu tersadar di tengah penglihatannya. Sementara sosok hantu yang mengganggunya itu sudah semakin sering dan semakin dekat dengannya. Sosoknya mengerikan dengan wajah penuh bekas luka seperti luka bakar.



Matt sangat menderita dan sakitnya semakin parah. Wendi, sepupunya yang sebaya dengannya mencoba membujuknya untuk menceritakan apa yang ada dipikirannya. Matt menceritakan semua yang dilihatnya dan Wendi memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut dengan melakukan penelitian di perpustakaan daerah. Dari situlah Wendi mengetahui tentang kisah angker rumah itu. Ternyata dulunya rumah itu adalah rumah penitipan mayat, tempat seorang juru rias akan memandikan dan menghias mayat-mayat itu sebelum dimakamkan. Perias mayat yang bernama Aickman (diperankan oleh John Bluethner) itu tinggal bersama seorang anak lelaki remaja bernama Jonah (diperankan oleh Eric J Berg) yang bekerja sebagai asistennya. Ternyata Jonah memiliki kemampuan paranormal. Dia bisa berkomunikasi dengan arwah orang meninggal dan bersedia melakukannya pada siapa saja yang mau membayar.



Banyak keluarga korban yang meminta bantuannya untuk berkomunikasi dengan sanak saudaranya dan rumah mayat itu semakin terkenal. Aickman berubah jadi rakus dan ingin memperoleh lebih banyak keuntungan lagi. Dia lalu mempelajari sebuah sihir kuno yang menggunakan mayat sebagai mediumnya. Dia lalu mencuri semua mayat yang diserahkan ke rumah mayatnya dan mengisi peti mati mereka dengan karung pasir. Mayat-mayat itu ditulisi dengan sejenis mantra, dicabut kelopak matanya dan disembunyikan didalam rumah.

 Mereka menjalankan ritual ini agar kekuatan paranormal Jonah semakin hebat. Dan memang, kalau sebelumnya Jonah hanya bisa berkomunikasi sendiri dengan arwah lalu memberitahukan hasilnya kepada keluarga korban. Setelah ritual itu, kekuatannya bertambah. Ia bisa memanggil hantu itu secara langsung dan memberikan penglihatan kepada keluarganya. Pada suatu ketika, tiba-tiba saja di rumah itu ditemukan mayat orang-orang yang sedang berkunjung, semuanya tewas terbakar termasuk Aickman. Tapi mayat Jonah tidak pernah ditemukan.



Wendi dan Matt lalu memutuskan untuk meminta bantuan Popescu untuk mengusir arwah yang bergentayangan di rumah itu. Tapi ia salah bertindak. Ia memang berhasil mengusir satu arwah ke luar rumah, yang belakangan disadarinya kalau arwah itu adalah Jonah si paranormal. Jonah lalu memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada Popescu. Bahwa sebenarnya dialah yang selama ini bertindak sebagai penjaga rumah itu. Dia tewas pada sebuah peristiwa dimana hantu yang dipanggilnya lebih kuat dari dia. Seluruh peserta ritual itu tewas kecuali dirinya. Aickman sudah mencuri sekitar seratus mayat dan menyimpannya di dalam rumah itu. Mereka adalah arwah-arwah yang penuh amarah karena Aickman telah mengikat mereka dengan mantra sihir sehingga mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang. Jonah lah yang menjaga keluarga Campbell selama ini, dan Popescu telah mengeluarkannya dari sana.

Popescu yang mengetahui hal ini langsung menelepon keluarga Campbell untuk memberitahukan agar mereka segera keluar dari rumah itu, karena rumah itu sudah jadi tempat tinggal yang berbahaya bagi mereka. Tapi Sara dan Peter sedang ke rumah sakit karena Matt tiba-tiba pingsan. Wendi disuruh tinggal menjaga anak-anak yang lain. Di rumah sakit, Matt bertemu langsung dengan hantu Jonah dan mengulangi kembali cerita yang sama.



Matt yang sudah mengetahui kalau penyakitnya memang sudah tidak tersembuhkan lagi, memutuskan untuk melakukan sesuatu. Dia kembali ke rumah itu dan menyuruh Wendi dan adik-adiknya keluar. Matt lalu menghancurkan dinding basement yang menjadi kamarnya dan menemukan banyak sekali mayat yang diletakkan tumpang tindih di dalam tembok itu. Mayat-mayat itu tidak membusuk karena Aickman menggunakan banyak sekali formalin untuk mengawetkannya. Matt lalu membakar seluruh mayat itu dengan harapan, api akan menghapus seluruh mantra yang ditulis Aickman di tubuh mayat itu sehingga mereka bisa terbebas dari pengaruh sihir.

Dalam proses itu terlihat kalau arwah-arwah yang terbakar itu kemudian berkumpul dan berdiri mengelilingi Matt. Lalu secara bersama-sama mereka menyentuh kepala Matt. Dalam keadaan pasrah, Matt hanya bisa jatuh berlutut dan menutup matanya, sementara api sudah menjalari hampir seluruh bagian rumah tua itu. Sara berhasil masuk dengan menerobos api dan menemukan Matt tergeletak di lantai. Dia melihat banyak sekali mayat di ruangan itu tapi tidak bisa melihat arwah-arwah yang berdiri di sekeliling Matt. Dia menarik tubuh Matt ke bawah meja agar terlindung dari papan-papan terbakar yang mulai berjatuhan. Mereka berhasil diselamatkan oleh pemadam kebakaran.



Matt yang pingsan kemudian sadar dan melihat ayah, ibu dan pendeta Popescu di dekatnya. Popescu melihat seberkas bayangan keluar dari tubuh Matt ketika dia tersadar. Bayangan itu adalah Jonah yang kemudian berdiri di samping Popescu, tapi Matt tidak bisa lagi melihat kehadirannya. Setelah diperiksa dokter, Matt dinyatakan sembuh total secara ajaib. Kanker stadium empat yang dimilikinya hilang tanpa bekas. Sepertinya itu ada hubungannya dengan peristiwa dimana kerumunan arwah itu menumpangkan tangan ke atas kepala Matt. Matt beranggapan ketika itulah para arwah itu mengambil penyakit kanker dari dalam tubuhnya, sebagai ucapan terimakasih.

Berdasarkan banyak artikel, kisah ini masih menjadi kontroversi. Banyak yang beranggapan kalau keluarga itu hanya ingin mengambil untung dari banyaknya publisitas yang mereka dapatkan. Tapi mereka tetap bertahan kalau cerita itu benar adanya. Kepastiannya, hanya mereka yang tahu :)
Lebih baru Lebih lama