Sebenarnya aku sudah nonton versi Thailand dari film horror yang satu ini. Tapi sudah lumayan lama, waktu masih pacaran dulu. Hehehe.. Sekarang, muncul yang versi Hollywoodnya. Aku jadi penasaran apa film karya Barat ini bisa menyamai ke-horor-an yang versi aslinya? Halllaaahhh….. ternyata jauuuhhhh… Dari karakter hantunya saja sudah kalah seram dengan yang hantu Thailand, apalagi jalan ceritanya.
Ini nih gambar hantu yang versi Hollywood
Nah, yang ini baru hantu versi Thailand
Benjamin Shaw (diperankan oleh Joshua Jackson)adalah seorang fotografer professional asal New York yang bekerja di Tokyo, bersama dengan dua orang rekannya Bruno (diperankan oleh David Denmann) dan Adam (diperankan oleh John Hensley). Pekerjaannya sudah cukup mapan, sehingga ia berniat mengajak serta istrinya Jane Shaw (diperankan oleh Rachael Taylor) untuk tinggal di Tokyo bersamanya. Jane pun setuju dan datang ke Jepang.
Sesampainya di tempat suaminya bekerja, ia bertemu dengan Seiko Nakamura (diperankan oleh Maya Hazen) yang melihat foto-foto yang diambil Jane dalam perjalanan. Seiko melihat kilasan-kilasan cahaya putih dalam hasil fotonya dan menyimpulkan kalau foto-foto yang diambil Jane secara tidak sengaja itu adalah foto-foto berhantu. Seiko juga menyempatkan diri untuk mengajak Jane bertemu dengan mantan kekasihnya, Ritsuo (diperankan oleh James Kyson Lee) yang bekerja di sebuah majalah misteri. Dan hanya sampai disinilah peran Seiko dan Ritsuo dalam film ini. Agak maksa, sebenarnya. Karena tanpa kehadiran merekapun jalan ceritanya tidak terganggu.
Setelah diperkenalkan sekilas tentang fenomena hantu ini, Jane mulai merasa sering dibayang-bayangi sosok hantu perempuan berambut sebahu dan berwajah sangat pucat. Sosok hantu ini bahkan muncul di tempat keramaian. Jane pun mulai mencari tahu, siapa dan kenapa hantu itu mengikutinya. Sementara itu Ben sepertinya mengalami gangguan leher. Lehernya sering terasa pegal dan membuatnya ingin membungkuk. Ketika diperiksa ke dokter, ternyata tidak ada keanehan apapun pada lehernya, meskipun tulang lehernya terlihat agak lengkung.
Ketika Jane bertanya kepada Ben tentang kemungkinan hantu itu adalah seseorang yang dikenalnya, ia membantah dan berkata kalau ia tidak pernah melihat hantu apapun. Jane pun merasa semakin tidak mengerti. Karena ia yakin kalau hantu yang dilihatnya itu adalah seorang wanita Jepang muda, yang pasti tidak dikenalnya. Karena ia baru berada selama dua hari saja disana.
Ketika melihat-lihat foto-foto yang diambil oleh Ben di depan sebuah gedung, ia mengamati kalau ternyata di foto-foto itu juga terdapat kilasan-kilasan cahaya seperti yang pernah dilihatnya. Kemudian ia pergi ke tempat pengambilan foto itu untuk menyelidiki apa hubungan antara gedung itu dengan hantu yang muncul di foto.
Benar saja, di dalam gedung ternyata ia menemukan sebuah foto yang dibingkai dengan wajah hantu perempuan yang selalu mengikutinya itu. Dan ia melihat nama suaminya tertulis di balik foto sebagai nama fotografernya. Jadi, Ben telah berbohong dengan mengatakan kalau ia tidak mengenal hantu itu. Karena ia telah mengambil fotonya.
Jane kemudian menanyakan kembali kepada Ben siapa hantu wanita itu. Akhirnya ia mengaku, kalau hantu itu adalah seorang wanita bernama Megumi Tanaka (diperankan oleh Megumi Okina) yang dulunya adalah pegawai di kantor yang didatangi Jane tadi. Bahwa ia memang pernah memotret pegawai-pegawai kantor itu dan disanalah ia berkenalan dengan Megumi dan berpacaran. Ia tidak menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada Jane dengan alasan bahwa hubungannya dengan Megumi tidak serius, jadi tidak terlalu penting untuk diceritakan.
Ben berkata kalau Megumi mulai berubah semakin obsesif dan selalu menguntitnya kemana-mana, bahkan ketika dia sedang bekerja. Sehingga ia mulai merasa tidak nyaman. Hubungan mereka adalah hubungan yang tanpa status, tapi Megumi menginginkan yang lebih. Dan karena Ben selalu menghindarinya, Megumi memutuskan untuk bunuh diri. Karena itu pulalah Ben merasa yakin kalau Megumi sebenarnya sedang mengincar Jane karena cemburu. Dan ia mengajak istrinya untuk pulang saja ke New York, agar mereka bebas dari gangguan Megumi dan Jane pun setuju.
Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang, ternyata teman-teman Ben yang dua lagi, Bruno dan Adam satu persatu meninggal. Bruno meninggal ketika kamera yang sedang dipergunakannya untuk memotret pecah dan menghancurkan setengah kepalanya. Sementara Adam meninggal dengan cara melompat dari gedung tinggi. Ben dan Jane semakin ketakutan dan memutuskan untuk mempercepat jadwal kepulangan mereka ke negerinya.
Tapi rencana itu batal, ketika Jane melihat foto pernikahan mereka yang dikirimkan oleh seorang temannya dari New York dan ia melihat hantu Megumi muncul di belakang mereka dalam foto itu. Ia menyadari kalau sekalipun mereka pindah ke New York, Megumi tetap akan bisa mengikuti mereka. Mereka memang harus menyelesaikan masalah ini.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari rumah Megumi di kampung halamannya. Disana mereka bertemu dengan ibu Megumi, yang anehnya berkata kalau Megumi memang ada di rumah tapi sedang tidak enak badan. Ben heran karena setahunya Megumi sudah meninggal karena bunuh diri. Dan ketika menyelediki lebih lanjut, ternyata ibu Megumi agak mengalami gangguan jiwa. Karena yang berada di kamar itu adalah tengkorak Megumi yang sudah mulai hancur karena tidak dikremasi. Mereka menduga kalau inilah yang membuat arwah Megumi tidak tenang selama ini. Setelah ia dikremasi dengan layak, barulah mereka berdua akan tenang. Benarkah?
Ternyata tidak. Dikremasi atau tidak, Megumi masih belum mau melepaskan mereka berdua. Keesokan harinya, setelah bangun pagi, Jane menemukan beberapa foto yang diambil pada malam setelah Megumi dikremasi. Setelah mengamat-amati foto itu, Jane melihat kalau hantu Megumi seperti sedang berusaha masuk ke balik dinding tempat foto Jane dalam ukuran besar tergantung. Ternyata dinding itu adalah pintu ke sebuah kamar tersembunyi yang belum pernah dilihat Jane sebelumnya.
Di dalam kamar itu ia menemukan sebuah koper yang di dalamnya terdapat sebuah kamera yang merupakan pemberian Megumi dulu kepada suaminya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat foto-foto dalam kamera itu. Ia melihat Megumi sedang berada dalam pelukan Bruno dan Adam dengan wajah memelas dan ketakutan, memandang ke arah kamera. Jane langsung mengetahui kalau ada yang tidak beres dengan kematian Megumi
Ketika Ben pulang, ia memaksa agar suaminya itu menceritakan kejadian sebenarnya kepadanya, tentang apa yang telah menimpa Megumi. Dan Ben pun mengaku kalau sebenarnya ia bersama Adam dan Jane telah melakukan hal yang sangat buruk kepada Megumi.
Karena Ben sudah tidak tahan lagi selalu dikuntit oleh Megumi, ia meminta bantuan Bruno dan Adam untuk mencari jalan keluar. Mereka mengusulkan agar ia menjebak Megumi dan mengambil fotonya dalam keadaan telanjang. Dengan begitu, ia bisa menggunakan foto itu sebagai alat untuk mengancam Megumi agar ia tidak mengikuti Ben lagi.
Tapi ternyata Bruno dan Adam bertindak terlalu jauh. Tak hanya memotret, mereka juga memperkosa Megumi. Dan Ben pura-pura tidak mendengar ketika Megumi menangis meminta tolong, tapi ia tetap memotretnya meskipun tidak ikut memperkosa. Karena malu, Megumi pun memutuskan untuk bunuh diri.
Jane sangat terpukul mendengar pengakuan suaminya. Ia akhirnya mengerti bagaimana kebencian dan dendamlah yang telah membuat hantu Megumi membunuh Bruno dan Adam. Tapi ia tidak membunuh Ben karena selain ia tidak ikut memperkosa, tapi karena Megumi juga sangat mencintainya dan tidak akan melepasnya sampai kapanpun. Jane merasa kalau selama ini hantu Megumi bermaksud memperingatkannya akan kekejaman suaminya itu, bukan untuk menakut-nakutinya. Karena sangat marah, Jane pun memutuskan untuk berpisah dengan Ben dan pergi dari rumah itu.
Ketika Ben berusaha mengejarnya, pintu tiba-tiba terkunci sehingga ia tidak bisa keluar. Ben sangat marah dan frustrasi karena Jane pergi meninggalkannya berdua bersama hantu Megumi yang penuh dendam itu. Dengan putus asa ia berteriak memaki-maki Megumi sambil memotret seluruh ruangan untuk mencari bayangan Megumi tapi ia tidak menemukannya dimana-mana. Karena marahnya, ia melemparkan kamera itu hingga hancur ke lantai. Tapi tiba-tiba saja, kamera itu memotret ke arahnya dan mengeluarkan gambar polaroidnya.
Betapa terkejutnya Ben karena dalam foto itu, ia melihat hantu Megumi sedang duduk di atas pundaknya. Dia pun menyadari apa yang membuat pundaknya terasa pegal selama ini. Dan mengapa perawat di tempat praktek dokter terkejut melihat berat badannya lebih dari 100 kg ketika ditimbang sebelum diperiksa oleh dokter.
Dengan putus asa, Ben menyetrum tengkuknya dengan bohlam listrik. Dan masih belum puas, ia mengarahkan wayar beraliran listrik itu ke otaknya, dengan niat untuk bunuh diri. Tapi usaha itu tidak berhasil.
Di akhir cerita ditunjukkan kalau Ben dirawat Rumah Sakit Jiwa. Posisi tubuhnya sudah semakin melengkung. Dan di bayangan kaca pintu terlihat kalau hantu Megumi tetap bergelayut di pundaknya.
Ini nih gambar hantu yang versi Hollywood
Nah, yang ini baru hantu versi Thailand
Benjamin Shaw (diperankan oleh Joshua Jackson)adalah seorang fotografer professional asal New York yang bekerja di Tokyo, bersama dengan dua orang rekannya Bruno (diperankan oleh David Denmann) dan Adam (diperankan oleh John Hensley). Pekerjaannya sudah cukup mapan, sehingga ia berniat mengajak serta istrinya Jane Shaw (diperankan oleh Rachael Taylor) untuk tinggal di Tokyo bersamanya. Jane pun setuju dan datang ke Jepang.
Sesampainya di tempat suaminya bekerja, ia bertemu dengan Seiko Nakamura (diperankan oleh Maya Hazen) yang melihat foto-foto yang diambil Jane dalam perjalanan. Seiko melihat kilasan-kilasan cahaya putih dalam hasil fotonya dan menyimpulkan kalau foto-foto yang diambil Jane secara tidak sengaja itu adalah foto-foto berhantu. Seiko juga menyempatkan diri untuk mengajak Jane bertemu dengan mantan kekasihnya, Ritsuo (diperankan oleh James Kyson Lee) yang bekerja di sebuah majalah misteri. Dan hanya sampai disinilah peran Seiko dan Ritsuo dalam film ini. Agak maksa, sebenarnya. Karena tanpa kehadiran merekapun jalan ceritanya tidak terganggu.
Setelah diperkenalkan sekilas tentang fenomena hantu ini, Jane mulai merasa sering dibayang-bayangi sosok hantu perempuan berambut sebahu dan berwajah sangat pucat. Sosok hantu ini bahkan muncul di tempat keramaian. Jane pun mulai mencari tahu, siapa dan kenapa hantu itu mengikutinya. Sementara itu Ben sepertinya mengalami gangguan leher. Lehernya sering terasa pegal dan membuatnya ingin membungkuk. Ketika diperiksa ke dokter, ternyata tidak ada keanehan apapun pada lehernya, meskipun tulang lehernya terlihat agak lengkung.
Ketika Jane bertanya kepada Ben tentang kemungkinan hantu itu adalah seseorang yang dikenalnya, ia membantah dan berkata kalau ia tidak pernah melihat hantu apapun. Jane pun merasa semakin tidak mengerti. Karena ia yakin kalau hantu yang dilihatnya itu adalah seorang wanita Jepang muda, yang pasti tidak dikenalnya. Karena ia baru berada selama dua hari saja disana.
Ketika melihat-lihat foto-foto yang diambil oleh Ben di depan sebuah gedung, ia mengamati kalau ternyata di foto-foto itu juga terdapat kilasan-kilasan cahaya seperti yang pernah dilihatnya. Kemudian ia pergi ke tempat pengambilan foto itu untuk menyelidiki apa hubungan antara gedung itu dengan hantu yang muncul di foto.
Benar saja, di dalam gedung ternyata ia menemukan sebuah foto yang dibingkai dengan wajah hantu perempuan yang selalu mengikutinya itu. Dan ia melihat nama suaminya tertulis di balik foto sebagai nama fotografernya. Jadi, Ben telah berbohong dengan mengatakan kalau ia tidak mengenal hantu itu. Karena ia telah mengambil fotonya.
Jane kemudian menanyakan kembali kepada Ben siapa hantu wanita itu. Akhirnya ia mengaku, kalau hantu itu adalah seorang wanita bernama Megumi Tanaka (diperankan oleh Megumi Okina) yang dulunya adalah pegawai di kantor yang didatangi Jane tadi. Bahwa ia memang pernah memotret pegawai-pegawai kantor itu dan disanalah ia berkenalan dengan Megumi dan berpacaran. Ia tidak menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada Jane dengan alasan bahwa hubungannya dengan Megumi tidak serius, jadi tidak terlalu penting untuk diceritakan.
Ben berkata kalau Megumi mulai berubah semakin obsesif dan selalu menguntitnya kemana-mana, bahkan ketika dia sedang bekerja. Sehingga ia mulai merasa tidak nyaman. Hubungan mereka adalah hubungan yang tanpa status, tapi Megumi menginginkan yang lebih. Dan karena Ben selalu menghindarinya, Megumi memutuskan untuk bunuh diri. Karena itu pulalah Ben merasa yakin kalau Megumi sebenarnya sedang mengincar Jane karena cemburu. Dan ia mengajak istrinya untuk pulang saja ke New York, agar mereka bebas dari gangguan Megumi dan Jane pun setuju.
Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang, ternyata teman-teman Ben yang dua lagi, Bruno dan Adam satu persatu meninggal. Bruno meninggal ketika kamera yang sedang dipergunakannya untuk memotret pecah dan menghancurkan setengah kepalanya. Sementara Adam meninggal dengan cara melompat dari gedung tinggi. Ben dan Jane semakin ketakutan dan memutuskan untuk mempercepat jadwal kepulangan mereka ke negerinya.
Tapi rencana itu batal, ketika Jane melihat foto pernikahan mereka yang dikirimkan oleh seorang temannya dari New York dan ia melihat hantu Megumi muncul di belakang mereka dalam foto itu. Ia menyadari kalau sekalipun mereka pindah ke New York, Megumi tetap akan bisa mengikuti mereka. Mereka memang harus menyelesaikan masalah ini.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari rumah Megumi di kampung halamannya. Disana mereka bertemu dengan ibu Megumi, yang anehnya berkata kalau Megumi memang ada di rumah tapi sedang tidak enak badan. Ben heran karena setahunya Megumi sudah meninggal karena bunuh diri. Dan ketika menyelediki lebih lanjut, ternyata ibu Megumi agak mengalami gangguan jiwa. Karena yang berada di kamar itu adalah tengkorak Megumi yang sudah mulai hancur karena tidak dikremasi. Mereka menduga kalau inilah yang membuat arwah Megumi tidak tenang selama ini. Setelah ia dikremasi dengan layak, barulah mereka berdua akan tenang. Benarkah?
Ternyata tidak. Dikremasi atau tidak, Megumi masih belum mau melepaskan mereka berdua. Keesokan harinya, setelah bangun pagi, Jane menemukan beberapa foto yang diambil pada malam setelah Megumi dikremasi. Setelah mengamat-amati foto itu, Jane melihat kalau hantu Megumi seperti sedang berusaha masuk ke balik dinding tempat foto Jane dalam ukuran besar tergantung. Ternyata dinding itu adalah pintu ke sebuah kamar tersembunyi yang belum pernah dilihat Jane sebelumnya.
Di dalam kamar itu ia menemukan sebuah koper yang di dalamnya terdapat sebuah kamera yang merupakan pemberian Megumi dulu kepada suaminya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat foto-foto dalam kamera itu. Ia melihat Megumi sedang berada dalam pelukan Bruno dan Adam dengan wajah memelas dan ketakutan, memandang ke arah kamera. Jane langsung mengetahui kalau ada yang tidak beres dengan kematian Megumi
Ketika Ben pulang, ia memaksa agar suaminya itu menceritakan kejadian sebenarnya kepadanya, tentang apa yang telah menimpa Megumi. Dan Ben pun mengaku kalau sebenarnya ia bersama Adam dan Jane telah melakukan hal yang sangat buruk kepada Megumi.
Karena Ben sudah tidak tahan lagi selalu dikuntit oleh Megumi, ia meminta bantuan Bruno dan Adam untuk mencari jalan keluar. Mereka mengusulkan agar ia menjebak Megumi dan mengambil fotonya dalam keadaan telanjang. Dengan begitu, ia bisa menggunakan foto itu sebagai alat untuk mengancam Megumi agar ia tidak mengikuti Ben lagi.
Tapi ternyata Bruno dan Adam bertindak terlalu jauh. Tak hanya memotret, mereka juga memperkosa Megumi. Dan Ben pura-pura tidak mendengar ketika Megumi menangis meminta tolong, tapi ia tetap memotretnya meskipun tidak ikut memperkosa. Karena malu, Megumi pun memutuskan untuk bunuh diri.
Jane sangat terpukul mendengar pengakuan suaminya. Ia akhirnya mengerti bagaimana kebencian dan dendamlah yang telah membuat hantu Megumi membunuh Bruno dan Adam. Tapi ia tidak membunuh Ben karena selain ia tidak ikut memperkosa, tapi karena Megumi juga sangat mencintainya dan tidak akan melepasnya sampai kapanpun. Jane merasa kalau selama ini hantu Megumi bermaksud memperingatkannya akan kekejaman suaminya itu, bukan untuk menakut-nakutinya. Karena sangat marah, Jane pun memutuskan untuk berpisah dengan Ben dan pergi dari rumah itu.
Ketika Ben berusaha mengejarnya, pintu tiba-tiba terkunci sehingga ia tidak bisa keluar. Ben sangat marah dan frustrasi karena Jane pergi meninggalkannya berdua bersama hantu Megumi yang penuh dendam itu. Dengan putus asa ia berteriak memaki-maki Megumi sambil memotret seluruh ruangan untuk mencari bayangan Megumi tapi ia tidak menemukannya dimana-mana. Karena marahnya, ia melemparkan kamera itu hingga hancur ke lantai. Tapi tiba-tiba saja, kamera itu memotret ke arahnya dan mengeluarkan gambar polaroidnya.
Betapa terkejutnya Ben karena dalam foto itu, ia melihat hantu Megumi sedang duduk di atas pundaknya. Dia pun menyadari apa yang membuat pundaknya terasa pegal selama ini. Dan mengapa perawat di tempat praktek dokter terkejut melihat berat badannya lebih dari 100 kg ketika ditimbang sebelum diperiksa oleh dokter.
Dengan putus asa, Ben menyetrum tengkuknya dengan bohlam listrik. Dan masih belum puas, ia mengarahkan wayar beraliran listrik itu ke otaknya, dengan niat untuk bunuh diri. Tapi usaha itu tidak berhasil.
Di akhir cerita ditunjukkan kalau Ben dirawat Rumah Sakit Jiwa. Posisi tubuhnya sudah semakin melengkung. Dan di bayangan kaca pintu terlihat kalau hantu Megumi tetap bergelayut di pundaknya.